MUHAMMADIYAH.DE, FRANKFURT AM MAIN— Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Jerman Raya memasuki babak baru. Pasalnya, PCIM Jerman ini menggelar acara Halal Bi Halal sekaligus melakukan regenerasi pengurus cabang istimewa baru untuk periode 2023-2025.
Kegiatan halal bihalal dan pelantikan pada hari Sabtu (29/4) ini bertempat di Masjid Indonesia Frankfurt. Kegiatan ini dilaksanakan secara hibrida oleh anggota dan simpatisan Muhammadiyah di Jerman. Beberapa warga persyarikatan dari luar kota juga yang sedang berada di Indonesia mengikuti kegiatan ini hingga akhir. Disamping diikuti oleh seluruh warga Muhammadiyah di Jerman Raya dan PCIM eropa, turut hadir undangan dari Ormas Islam lain seperti PCINU Jerman. Tampak hadir Muhammad Rodlin Billah yang hadir langsung dari Karlsruhe. Juga Masyarakat Muslim Indonesia (MMI) yang juga mengikuti acara ini.
Kegiatan ini diawali oleh pidato singkat oleh Demisioner PCIM Jerman Raya periode 2020-2023, Mohammad Rokib yang menyampaikan capaian strategis dan beberapa hal yang perlu dilanjutkan dalam aktivitas Muhammadiyah di Jerman. Jalan dakwah di eropa perlu usaha yang lebih dari jalan dakwah konvensional, namun pendekatan budaya dan tradisi diskusi keilmuwan yang dapat membawa misi Muhammadiyah sebagai organisasi Islam berkemajuan dan moderat dapat diterima dengan baik oleh masyarakat eropa khususnya Jerman yang sekuler.
KJRI Frankfurt yang diwakili oleh Konsul Pendidikan, Sosial dan Budaya (Pensosbud) Bapak Agus Maulana Atthabrani, menyampaikan bahwa hingga saat ini ada ratusan organisasi kelompok masyarakat Indonesia termasuk Ormas keagamaan yang terdaftar di Jerman sebagai badan hukum (e.V). Peran organisasi ini lebih lanjut berperan sebagai jembatan persahabatan antara Jerman dan Indonesia. Tidak hanya terbatas pada kegiatan budaya, namun juga kegiatan sosial, pengembangan keilmuan dan pendidikan. PCIM Jerman Raya yang secara de facto sudah berkembang sejak 2007 juga ikut menyumbang angka organisasi yang berbadan hukum di Jerman, terutama sejak berdirinya Muhammadiyah Deutschland e.V pada tahun Juni 2021, sehingga secara resmi seluruh aktivitas warga persyarikatan yang ada di Jerman Raya bisa diakomodir dalam organisasi ini. Termasuk hubungan antara Indonesia dan Jerman dalam bidang pendidikan, penelitian dan sosial kebudayaan.
Sambutan dari Ketua PCIM Jerman terpilih periode 2023-2025, dr. Diyah Nahdiyati, M.Kes., Sp.A., MHBA menyiratkan dengan jelas kelanjutan organisasi yang akan dia emban untuk dua tahun kedepan. Merespon tantangan dan misi dakwah Muhammadiyah sebagai organisasi pencerahan, Diyah dalam seminggu kedepan akan melakukan konsolidasi untuk merumuskan majelis yang secara khas dan efisien dapat merangkul warga persyarikatan di Jerman raya untuk lebih banyak berkontribusi sesuai dengan bidang masing-masing. Diyah yang juga sebagai wakil ketua di periode sebelumnya juga berpesan kepada seluruh kader persyarikatan untuk lebih banyak berperan positif dalam seluruh aktivitas masing-masing untuk menebarkan kemanfaatan bagi umat.
Pesan Prof. Haedar Nashir
Kemudian yang ditunggu oleh seluruh warga persyarikatan yang hadir secara hibrida yaitu, pengarahan organisasi dan tauziah oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Haedar Nashir. Bagi warga persyarikatan, sebuah momen yang sangat tepat untuk mendengarkan dengan seksama setiap tetesan air yang dingin dan menyegarkan dari beliau. Nasihat beliau perihal sikap beragama dan ikhtiar untuk terus mempelajari ilmu pengetahuan dan sains. Sedikit menyentil proses terbentuknya masyarakat eropa (Jerman) mengapa membuat jarak yang lebar antara sains dan agama sehingga membentuk wajah sekular saat ini, karena di masa lalu banyak peristiwa persekusi keyakinan dan pembaharuan yang hadir karena pemikiran progresif buah dari ilmu pengetahuan.
Menurut, Ayahanda Haedar Nashir, sikap-sikap ini kemudian melahirkan ekstrimisme baru di kedua sisi. Namun, beliau tidak terlalu yakin bahwa masyarakat sekuler eropa jauh dari perilaku dan sikap-sikap religius. Pun juga dialog-dialog dua kutub agamawan dan saintis juga sedang dibangun ulang hingga saat ini. Di akhir nasehatnya, Beliau berpesan untuk terus membangun dialog dengan siapa saja untuk menebarkan kebaikan bagi seluruh umat manusia. Acara yang berlangsung sehari itu (29/4) berlangsung dengan penuh persaudaraan. Kang Abik yang ikut memenuhi undangan, memungkasi dengan tauziah berupa pengajian mengenai pentingnya persaudaraan antar organisasi Islam di wilayah Jerman. (IAR)